Agung Kurniawan (IDN)

Agung Kurniawan (1968) memiliki latar belakang Arkeologi dari Universitas Gajah Mada dan Seni Grafis dari Institut Seni Indonesia. Agung memulai karirnya dengan membuat ilustrasi buku, gambar, dan komik yang menggambarkan kritik satire yang keras atas masyarakat Indonesia. Pada tahun 2006, ia memulai seni teralis yang disebutnya sebagai “besi gambar”. Dalam beberapa karya terbarunya, ia menggabungkan aspek performatif ke dalam karya visualnya. Di Gwangju Biennale 2012, ia menggunakan salah satu merk apparel terkenal, Adidas, untuk mengeluarkan seri “Adidas Tragedy” yang berisi seri tempat terjadinya pembunuhan massal.
Beberapa pameran pentingnya antara lain: “AWAS! Recent Art from Indonesia” (1999) dan “SIP, Contemporary Indonesian Art” yang dipamerkan di Singapore dan Berlin pada tahun 2012 dan 2013. Kedua pameran ini menandai posisi pentingnya dalam seni rupa kontemporer Indonesia di tahun-tahun tersebut.
Pada tahun 1996, ia meraih penghargaan Phillip Morris Indonesian Art Awards di Jakarta, Indonesia, untuk kategori karya terbaik dan mendapatkan Honorable Mentioned oleh para Juri dari Phillip Morris Groups of Companies dalam ASEAN Art Award. Banyak di antara karyanya yang menjadi koleksi publik di museum, sementara sebagian lainnya adalah koleksi pribadi bagi galeri-galeri seni di berbagai penjuru dunia. Agung Kurniawan merupakan salah satu pendiri Yayasan Seni Cemeti (sekarang dikenal sebagai Indonesian Visual Art Archive atau IVAA) dan Kedai Kebun Forum (KKF), yang merupakan ruang seni dan komunitas kecil yang dibangun dengan tujuan menyediakan arena belajar dalam konteks mengembangkan pemahaman atas fenomena perubahan sosial melalui seni.
Dalam pameran in Agung Kurniawan menampilkan sebuah proyek instalasi dan performans seputar isu rekayasa dan kedaulatan pangan.