Dapur Umum 56 (Yogyakarta)
Dapur Umum 56 merupakan gerakan inisiatif dari teman-teman Ruang MES 56 sebagai respons terhadap situasi pandemi Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan. Pandemi ini memaksa kita menghentikan kehidupan yang selama ini kita kenal sehingga gerakan ini hadir untuk berbagi kerentanan antarpekerja seni lepas di Yogyakarta yang terdampak Covid-19. Gerakan ini percaya, kita harus mengakui bahwa kita tidak dapat bergerak sendiri untuk melewati krisis ini dan kita memang tidak sendiri.
Pada awalnya, inisiatif ini bertujuan hanya untuk mendukung gerakan #MaskerForAll yang digarap Ruang MES 56 pada awal pandemi. Namun, seiring berjalannya waktu, muncul gagasan bersama dari teman-teman kolektif seni dan pekerja seni untuk meluaskan jaring pengaman ini bagi teman-teman pekerja seni di Yogyakarta terdampak Covid-19, yang kemudian menjadi Dapur Umum Kolektif. Pada saat situasi sudah mulai “terkendali”, teman-teman pekerja seni mulai mendapatkan pekerjaan, sehingga Dapur Umum Kolektif kemudian dialihkan kembali ke Dapur Umum 56 sampai saat ini.
Instalasi Performatif
Dapur umum 56 pertama kali terbentuk dan beroperasi di tahun 2020, sebagai respon atas pandemi COVID-19 yang berimplikasi terhadap kehidupan perekonomian banyak orang termasuk pekerja seni. Sebagai respon tanggap darurat, Dapur Umum 56 menginisiasi penggalangan dana untuk membeli bahan pangan serta menyediakan makanan siap saji dan menjadikan dapur kolektif Ruang Mes 56 sebagai titik tempat pendistribusiannya. Tentunya setelah pandemi berlangsung lebih dari satu tahun, Dapur Umum 56 memikirkan ulang bentuk distribusi yang lebih relevan atas situasi hari ini. Sebagian besar orang tentunya telah beradaptasi dengan cara hidup normal baru, termasuk dalam hal bertahan hidup dengan kondisi yang baru.
Dalam Jogja Biennale ini, Dapur Umum 56 menggunakan peristiwa seni sebagai kendaraan untuk terus menguji coba bentuk redistribusi yang disesuaikan dengan kebutuhan para pengakses bantuan tersebut. Selama durasi pameran berlangsung Dapur Umum 56 akan berkolaborasi dengan beberapa kolektif dan komunitas, seperti komunitas mahasiswa yang berasal dari Lembata, Fak-Fak, dan Tidore serta kolektif Tonjo Foundation untuk merespon dengan memasak dan berbagi strategi terkait pangan dalam situasi yang terbatas. Dengan memanfaatkan struktur dan publisitas platform Biennale, Dapur Umum 56 mencoba menjadi tempat berbagi, baik kolaborator, pendonor maupun pengakses manfaat Dapur Umum 56.