Kupang

Bilik Migran

Kupang, September 2021

SkolMus (Kupang, NTT)

Proyek seni ini mengangkat pengalaman perempuan migran yang bermigrasi dari kampung ke kota untuk bekerja atau karena alasan lainnya. “Bilik Migran” ini adalah upaya awal memberi ruang bagi para perempuan PRT dan juga Anak Tinggal perempuan untuk berbagi suka-dukanya hidup dan bekerja di “tanah sendiri”. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi ruang refleksi untuk kita semua “Apakah kita sudah memperlakukan para PRT dan Anak tinggal kita sebagai saudara sendiri, sudahkah memenuhi hak mereka sebagai pekerja dan haknya sebagai seorang anak?” Apakah pengalaman-pengalaman mereka tidak tidak jauh berbeda dengan pengalaman kekerasan fisik, psikis, upah tidak layak, beban kerja besar dan bentuk perbudakan modern lainnya, yang dialami oleh para perempuan pekerja rumah tangga asal NTT saat bekerja di luar negeri, bekerja pada majikan yang bukan basodara sendiri, yang tidak mengenal istilah “Kitong Semua Basodara”. Kegiatan ini berlangsung 29-30 Oktober dan 1 November 2021 di Pantai Warna Oesapa.

Selain kisah Perempuan PRT, kami juga mengangkat mengenai pengalaman Anak Tinggal, karena merupakan fenomena yang sangat lazim di NTT. Hampir setiap keluarga yang tinggal di ibu kota kecamatan, kabupaten dan provinsi memiliki Anak Tinggal. Para Anak Tinggal ini mempertukarkan jasa (tenaga dan waktunya) pada pemilik rumah tempat ia tinggal, tanpa sewa berupa uang tunai dan juga tidak mendapat upah sebagai imbalan pekerjaan rumah tangga yang telah ia lakukan. Pada umumnya Anak Tinggal pindah dari rumah orang tuanya di kampung untuk melanjutkan pendidikan SMP hingga perguruan tinggi, karena di kampung asalnya tidak memiliki SMP atau SMA. Pemilik rumah biasanya masih merupakan kerabat yang memiliki pertalian darah atau sama sekali tidak memiliki pertalian darah.