Bergesernya pandangan-pandangan arkeologis dalam menerjemahkan budaya material ke arah pendekatan-pendekatan yang bersifat interpretatif, yang di dalamnya potensi-potensi lokal akhirnya diakui, memberikan pengaruh besar terhadap proses pemahaman masyarakat global atas perubahan-perubahan yang terjadi di antara kelompok-kelompok yang disebut migran, penduduk asli, dan masyarakat etnis. Persoalannya lantas membentur pada kemungkinan untuk melihat bagaimana potensi artefak dari satu budaya dipribumisasikan ke dalam budaya yang lain.
Sesi ini mencoba mendiskusikan bagaimana pendekatan-pendekatan yang mengakar pada transnasionalisme dan diaspora mempunyai peluang untuk melihat lebih jernih ambiguitas yang muncul dari pergeseran tersebut, serta diharapkan dapat menawarkan perspektif atau argumentasi teoretis untuk menyiasati kendala-kendala akibat dari kompleksitas yang ada.
Apakah artefak dipergunakan untuk memperkuat imajinasi kolektif atas sebuah komunitas etnis dan bangsa? Bagaimana kita dapat menarik sejumlah konteks dalam rangka menerjemahkan identitas-identitas artefak yang tergabung secara berlapis-lapis dan bahkan menyarukan batasan-batasan geografis itu, sehingga penelusuran historis yang dibayangkan kemudian mampu memberikan suatu perincian yang tepat guna dalam memahami dinamika geopolik antarkawasan itu sendiri? Lantas, bagaimana praktik seni mendapatkan celah untuk berkontribusi bagi upaya itu? Bagaimana membangun jejaring dan praktik pembacaan sejarah dari keberagaman kawasan Oseania melalui kerja museum dan pameran? Apa makna solidaritas osenia dalam konteks kehidupan kita sekarang?
Host:
Pembicara:
Penanggap: