Antoine Pecquet (New Caledonia-Nouméa)
Antoine Pecquet (lahir 1964 di Paris, Perancis) seniman diaspora Perancis yang tinggal di Noumea,New Caledonia sejak tahun 2012. Awal mula pertemuannya dengan seni adalah lewat ayahnya yang bekerja di Musée du Louvre dan suka mengajak Antoine ke pameran di galeri dan museum. Ia juga banyak membaca koleksi artbook dan katalog ayahnya. Di umur 20-an ia sempat berusaha belajar filosofi dengan menjadi asisten untuk beberapa seniman dan fotografer seperti Sophie Calle, Yves Oppenheim, David Seidner dan Jean-Jacques Castres. Selain itu ia juga sempat bekerja sebagai jurnalis.
Tahun 2000 mulai membuat karya visual menggunakan Photoshop, menurutnya karya digital punya potensi eksplorasi tidak terhingga seperti produksi musik elektronik: lewat proses samping, filtering dan mixing dapat menjadi sebuah kreasi baru. Dari segi wacana karya-karyanya banyak mengangkat kompleksitas hubungan poskolonial antara orang kulit putih dan masyarakat adat serta prasangka-prasangka canggung yang memperkeruh keadaan hari ini.
“Le Diable Blanc” (2019); “The Shore” (2020); “The Void” (2020); “Fly Agaric” (2021); “Asanga” (2021); “Mysterious Island” (2021)
Media Campuran pada Kolase Digital | Dimensi bervariasi
Selain bereksplorasi dengan isu gender dan identitas, karya kolase digital Antoine berbicara tentang kompleksitas hubungan poskolonial antara warga New Caledonia keturunan Eropa dengan masyarakat asli. Ia menyalurkan kegelisahannya lewat adegan mirip mimpi yang humoris dan ironis, tanpa ada penokohan pahlawan atau penjahat. Karyanya mencoba membuka percakapan tentang prasangka dalam kehidupan masyarakat modern.
“Le Diable Blanc” (2019) mengilustrasikan bagaimana kedua pihak sama-sama berprasangka buruk satu sama lain, dalam sebuah tempat yang mengingatkan kita pada Taman Eden. Figur mirip ular yang hadir dari selangkangan laki-laki menggambarkan keterkaitan antara prasangka dan nafsu. “The Void” (2020) adalah sebuah ekspresi satir melihat ambisi beberapa seniman yang berusaha mencari Tuhan dan mencoba mencapai kebenaran absolut lewat karyanya. Namun gagal menurut sudut pandang babi hutan, hewan sakral dalam masyarakat Vanuatu. “Fly Agaric” (2021) merayakan praktik dukun kuno yang sangat berani melakukan eksperimen pada dirinya sendiri dalam menghadapi kekuatan alam semesta.