Badan Kajian Pertanahan
(Indonesia-Majalengka)
Badan Kajian Pertanahan (BKP), merupakan laboratorium kajian artistik hasil kolaborasi Bunga Siagian dan Ismal Muntaha di Jatiwangi. Bunga Siagian merupakan kurator dan pengkaji film, sedangkan Ismal Muntaha adalah penggerak dan aktivis sosial.
BKP menggarisbawahi praktik-bentuk spekulatif lanskap kultural wilayah Jatiwangi, sebuah wilayah industri genteng tradisional yang tengah berganti wajah menjadi kota industri manufaktur, dan isu-isu pertanahan melalui riset dan praktik artistik. BKP dengan sengaja menjadi mimikri dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), yang hanya fokus pada data kuantitatif lahan dan telah berkolaborasi dengan beberapa seniman lokal, periset, dan komunitas lokal, melakukan berbagai riset artistik, pengarsipan, laboratorium mini, dan membuat program residensi. Sejak pertengahan 2010, BKP menggunakan pendekatan bentuk dan metode, yaitu membayangkan diri memiliki otoritas untuk melakukan kritik terhadap relasi kekuasaan antara institusi negara dengan gagasan kepemilikan tanah dan lanskap sosial di masyarakat.
“Mother Bank” (2021)
Instalasi media campuran | Ukuran bervariabel
Mother Bank merupakan mimikri atas lembaga perbankan non-formal atau lembaga keuangan yang berpraktik rentenir, simpan pinjam dengan bunga sangat tinggi. Di wilayah pedesaan, praktek ini sering sekali ditemui dengan sasaran nasabah utamanya adalah ibu-ibu. Mother Bank sendiri sudah berjalan di Majalengka, Jawa Barat sejak 2021, meskipun secara mendasar prakteknya justru berlawanan dengan ideologi rentenir yang mengambil bunga sebanyak-banyaknya. Apa yang membedakan Mother Bank, selain memberi bunga 0%, adalah menggunakan waktu yang biasanya dihabiskan untuk duduk menunggu giliran setor uang dan persoalan administratif lainnya, diubah menjadi modal untuk belajar, berbagi, tumbuh, mencipta, secara bersama-sama. BKP memulai aktivitas simpan-pinjam menggunakan uang pemberian lembaga donor seni luar negeri yang awalnya diberikan untuk melakukan perjalanan residensi. Karena pandemi, alih-alih menggunakan uang tersebut untuk residensi, BKP menggunakannya sebagai modal awal Mother Bank.
Melalui proyek ini BKP mempraktikkan pemahaman bahwa ekonomi adalah bagaimana mengelola dan mengolah sumber daya secara bersama. Melalui instalasi Mother Bank di pameran ini, BKP mengajak pengunjung seni terlibat di dalam model ekonomi ini. Bahwa sebetulnya, uang-uang yang tersimpan rapi menunggu untuk digunakan pada program-program seni berkala di dalam institusi seni, dapat digunakan sementara waktu sebagai bentuk solidaritas untuk aktivitas-aktivitas kolektif di wilayah lain.