Ika Arista (Indonesia-Sumenep)
Ika Arista, perempuan kelahiran Sumenep, 11 Mei 1990. Pendidikan terakhirnya Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP PGRI, Sumenep. Ia memilih sebagai empu pembuat keris, sebuah pekerjaan yang tak lazim bagi perempuan. Ia menawarkan perspektif berbeda terkait identitasnya sebagai perempuan terhadap keris yang tampak sebagai kebudayaan maskulin.
Keris adalah warisan budaya Indonesia yang pamornya diakui dunia. Bukan sekadar bilah besi yang mengandung mistik atau isian gaib, keris memiliki makna filosofi di balik pembuatannya. Bahkan, keris-keris buatan Ika Arista mengusung tema epos yang berusaha menutup retakan sejarah. Kesadaran pola pikir masyarakat itulah yang ingin diedukasi olehnya.
“Sékep” (2021)
Instalasi, keris, miniatur kapal, pasir, jimat | Dimensi bervariasi
Karena posisinya yang strategis di tengah lalu lintas perdagangan laut Nusantara, sejak akhir abad ke-17 hingga paruh kedua abad ke-19, wilayah kepulauan sebelah timur Madura menjadi kawasan penuh perompak. Kemunculan mereka menjadi reaksi atas peningkatan kekuatan armada laut kolonial yang semakin mendesak aktivitas pelaut pribumi. Penduduk di Kepulauan Kangean merekam keberadaan para lanun melalui folklore yang diturunkan antargenerasi.
Melalui karya ini, Ika Arista mencatat keberadaan para perompak yang pernah beraksi di perairan Kepulauan Madura sebagai sekelompok pelaut tangguh pemberani, yang menjadi kekuatan tanding atas dominasi pelaut Eropa di perairan Nusantara di masa lalu.