Lakoat.Kujawas (South Central Timor)
Lakoat.Kujawas adalah komunitas warga di desa Taiftob, Mollo, Timor yang digagas Dicky Senda. Sejak tahun 2016 Lakoat.Kujawat aktif mengembangkan perpustakaan warga, kelas menulis kreatif, dan ruang arsip seni budaya masyarakat adat Mollo. Komunitas ini lahir sebagai respon dari keterbatasan akses pengetahuan lokal untuk generasi muda di Mollo. Lakoat (biwa) dan kujawas (jambu biji) adalah dua buah yang akrab dengan kehidupan anak-anak Mollo. Keduanya menggambarkan keceriaan, potensi, dan harapan yang tumbuh dari kampung-kampung di Mollo.
Dengan menggali pengetahuan tempatan, Lakoat.Kujawas membangun memori kolektif sebagai cara memberdayakan generasi muda dalam menghadapi permasalahan masa kini. Komunitas ini membuka program residensi setiap tahun untuk seniman, peneliti, arsitek, mahasiswa, atau pengajar. dari wilayah Indonesia maupun dunia.
Kerja pengarsipan pengetahuan lokal dilakukan lewat beberapa proyek seperti Mnahat Fe’u Gastronomi Tour, sekolah adat Skol Tamolok, kelas menulis kreatif To The Lighthouse dan menghasilkan presentasi berupa buku dan pameran seni. Lakoat.Kujawas juga bergerak dalam bidang kewirausahaan sosial, berupa perintisan homestay ekowisata serta produk lokal Mollo seperti kain tenun, kopi, madu, dan sambal lu’at organik. Mereka juga aktif mengumpulkan benih-benih pangan lokal, mendokumentasikan kuliner Mollo lewat arsip resep berupa narasi tutur.
“Pah Afatis, Sonaf Aneot” (2021)
Instalasi Arsip Buku, Kain, Benda Ritual, Makanan Fermentasi
Ukuran bervariabel
Ruang dan praktik seni budaya di Mollo, tempat dimana kelompok Lakoat.Kujawas berada, berangsur hilang sejak kolonial Belanda masuk bersama dengan pengaruh agama yang memberi stigma negatif terkait nilai hidup dan relasi manusia dengan alam dan non-manusia. Nilai hidup tersebut salah satunya tertuang dalam rumah tradisional Mollo yang disebut Uem Bubu dengan kearifan “fatu, nasi, noel, afu a fatis neu monit mansian” yang artinya batu, hutan, air dan tanah bagaikan tubuh manusia. Melalui Uem Bubu ada banyak pengetahuan dan kekayaan biodiversitas berkaitan erat dengan identitas marga, bahasa hingga gastronomi.
Dengan rekonstruksi kembali Uem Bubu dalam pemeran ini, Lakoat.Kujawas ingin berbagi kerja pengarsipan dan pengetahuan kontekstual mereka terkait pertanian, preservasi pangan, bahasa, relasi dengan alam dan hewan, obat-obatan. Hal ini semakin menemukan urgensinya di tengah gencarnya pembangunan melalui hutan tanaman industri, tambang, perampasan tanah ulayat, politik beras, pendidikan yang ‘Jawakarta’, dan aneka standar kesejahteraan yang baru. Upaya merekonstruksi kembali rumah orang Mollo baik fisik maupun narasi sebagai Sonaf Honis —rumah kehidupan adalah upaya generasi hari ini untuk beradaptasi dengan begitu banyak persoalan terkait iklim, pangan bahkan perdagangan manusia.