Motoyuki Shitamichi (Japan-Naoshima)
Motoyuki Shitamichi tumbuh di sebuah desa kecil di Okayama, Jepang hingga umur 10 tahun. Saat itu Shitamichi bermimpi untuk menjadi seorang arkeolog, menurutnya ada perasaan yang unik saat melihat fragmen masa lalu menjadi bagian dari tanah. Pengalaman tersebut juga membangkitkan memorinya pada sekolahnya yang digusur alat berat.
Di tahun 2001, setelah lulus dari Musashino Art University, ia memulai proyek debut yang dikerjakan selama 4 tahun untuk menyusuri jejak peninggalan perang dunia kedua yang masih dapat ditemui di kawasan apartemen dan pemukiman. Setelah itu ia melanjutkan perjalanan kreatifnya menyusuri kepulauan Okinawa dan seluruh Asia. Tahun 2020 ia memutuskan untuk kembali pulang ke tempat ia dibesarkan di daerah Setouchi dan memulai proyek baru.
“Tsunami Boulder (津波石)” (2015-ongoing)
Video installation
Sejak 2014, saat bepergian ke Kepulauan Miyako dan Yaeyama, yang terletak di dekat perbatasan dengan negara-negara Asia, Motoyuki tertarik pada fenomena alam berupa batu yang terbawa dari dasar laut oleh tsunami dan terdampar di darat, kemudian memotret nya. Motoyuki kemudian terus mengeksplorasi ide ini, Ia semakin tertarik karena menemukan banyaknya cerita dan kepercayaan seputar batu-batu yang terdampar tersebut. Batu-batu ini tidak hanya penanda kenangan bencana, tetapi juga menjadi bagian dari kepercayaan agama lokal, beberapa sebagai dewa yang disembah, tempat berkembang biak koloni burung migran dan rumah bagi serangga, yang kemudian menciptakan lanskap unik di mana alam dan budaya digabungkan.
Serial video “Tsunami Boulder” ini adalah karya instalasi hasil pengamatannya pada batu besar yang tidak bergerak di titik tertentu, merekamnya dalam beberapa menit video, dan memutarnya secara berulang. Tidak ada audio dalam video itu sendiri, tetapi audio ruang pamer dapat mengintervensi yang dianggap sebagai kolaborasi audio oleh Motoyuki.