Salima Hakim (Indonesia-Tangerang)
Salima Hakim (lahir 1978 di Jakarta) alumni Magister Sejarah Seni program pascasarjana di Universitas Indonesia (UI). Saat ini ia berkarier sebagai praktisi sekaligus dosen sejarah seni di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang. Menurutnya seni adalah bentuk eskapisme yang dapat membicarakan cerita yang rumit untuk dijelaskan secara literal.Ia banyak bekerja dengan media sulam dan jahit tangan dengan narasi eksploratif tentang dekonstruksi sejarah dalam perspektif gender.
Dalam Biennale Jogja Equator #6 2021, Salima melakukan pengembangan dari proyek ‘HERStory’ yang digagas di tahun 2019.
“Herstory: if Knowledge is Power” (2021)
Kain tulle, kain blacu, benang
Dimensi bervariasi
Beberapa fosil manusia tertua yang ditemukan di situs prasejarah di seluruh dunia, termasuk di beberapa wilayah Oceania, adalah fosil perempuan. Studi genetik dengan menelusuri DNA garis keturunan perempuan dari fosil prasejarah, sebagaimana studi terhadap Homo Floresiensis yang ditemukan di Liang Bua dan hubungannya dengan warisan genetik Melanesia, mengungkap banyak fakta menarik mengenai kemungkinan evolusi manusia dan cara baru memandang Asia sebagai pusat keragaman genetika purba.
Meski demikian, tidak ada representasi visual yang lebih populer daripada “The March of Progress“, sebuah ilustrasi ikonik evolusi manusia dari kera menjadi Homo sapiens yang dibuat pada tahun 1965 dalam sebuah buku berjudul “Early Man“. Ilustrasi tersebut sangat cocok dengan judul buku dengan hanya mewakili tahap-tahap evolusi dari kera jantan menjadi lelaki, tanpa pernah ada versi perempuan yang dibuat.
Salima Hakim, melalui penelusuran yang ekstensif terhadap sejarah evolusi manusia, berusaha menantang narasi yang sudah ada. Karya ini menggunakan formalitas publikasi ilmiah yang dirangkai bersama temuan data, artikel, jurnal, cerita, dokumen, tajuk berita, dan temuan arkeologis atas fosil perempuan ke dalam sebentuk jurnal ilmiah fiksional.