Indonesia Art Movement (Jayapura)
Indonesia Art Movement (IAM) digagas Iam Murda tahun 2016. IAM merupakan komunitas untuk merangkul pemuda-pemuda kreatif di Jayapura yang sangat mengapresiasi perkembangan seni budaya tradisional dan urban dalam bentuk seni pertunjukan, seni rupa, maupun film. IAM hadir untuk menjawab kegelisahan atas kurangnya infrastruktur, fasilitas kesenian, dan ekosistem industri yang memadai.
Kerja-kerja lintas disiplin dalam berbagai aspek kesenian menjadi strategi yang penting untuk membangun jejaring di antara berbagai komunitas kaum muda sehingga dapat membicarakan persoalan identitas lokal Papua dengan kritis dan progresif. IAM menyelenggarakan proyek seni berbasis budaya sehari-hari anak muda untuk membangun jembatan antara kaum muda Papua dan sekitarnya.
IAM pernah menggelar berbagai pertunjukan, antara lain: Hop Hope Papua, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta (2019); konser musik Numbay Creative Festival (NCF), Taman Imbi Kota Jayapura (2019); dan Pesta Damai Papua, Hotel Horison Kotaraja, Jayapura (2019).
“e-KTP BUKAN ALAT JERAT” (2021)
Instalasi, cetakan kartu identitas, video digital | Dimensi bervariasi
Kartu Tanda Penduduk memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang selalu dihadapkan pada persoalan birokrasi, namun tidak bagi orang Papua khususnya bagian pegunungan tengah Papua. Hingga saat ini, sebetulnya masih banyak orang Papua yang tidak ingin memiliki kartu identitas resmi seperti Kartu Keluarga (KK) dan Kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP).
Di Papua, ketika seseorang ingin mengajukan layanan publik, mendaftar sebagai pemilih, atau membeli tiket pesawat, banyak praktik meminjam kartu identitas orang lain atau membuat KTP palsu, sejalan dengan anekdot bahwa kebanyakan orang Indonesia tidak bisa membedakan wajah-wajah orang asli Papua. Anekdot tersebut menjadi cermin memuakkan bahwa stereotip terhadap orang asli Papua masih banyak terjadi di Indonesia. Praktek tukar-menukar atau membuat kartu identitas palsu ini ironisnya menjadi strategi menghadapi birokrasi korup dan tidak efisien yang kita hadapi sehari-hari.