Bilik itu cukup mencolok. Di antara bilik-bilik pameran berwarna krem, ruang itu memberikan nuansa cerah tersendiri. Perpaduan warna biru dan kuning, serta balon-balon berwarna sama, berdiri sejajar di depannya.
Seorang puan berpakaian rapi ala teller bank tengah bersiap di dalam bilik. Ia berulang kali menghafal dialog yang akan ia sampaikan pada pengunjung. Beberapa kali ia juga merapikan pakaian.Penampilan yang rapi menjadi nilai plus dalam menarik investor.
“Mother bank ini merupakan salah satu bank keliling…” sayup-sayup suaranya terdengar.
Puan itu adalah Dilla yang bertugas sebagai marketing dari Mother Bank. Dengan suaranya yang khas, ia berusaha menawarkan layanan yang ditawarkan oleh Mother Bank kepada pengunjung.
Mother Bank adalah sebuah mimikri atas lembaga nonformal, atau lembaga keuangan yang berpraktik rentenir, simpan pinjam dengan bunga sangat tinggi. Praktik ini berkembang di wilayah pedesaan dengan sasaran utamanya adalah ibu-ibu.
Mother Bank dari Badan Kajian Pertanahan ini, merupakan layanan bank keliling yang berasal dari Kampung Wates, Majalengka. Layanan Mother Bank ini berbasis pertetanggaan yang saling bersolidaritas. Menurut Dilla, Mother Bank ini memiliki perbedaan, di mana mereka tidak mengambil bunga alias bunga 0%.
“Kami lebih berfokus pada sisi kebermanfaatan di bidang sosial ekonomi dan lingkungan. Dimana kita mengubah sistem bunganya menjadi investasi para peminjam dalam tenaga dan waktunya untuk kepentingan bersama,” jelas Dilla.
Lebih lanjut Dilla menyebutkan bahwa, Mother Bank di sini mengajak para investor untuk dapat bergabung bersama guna memberikan dananya. Dan dalam sebulan uang mereka akan kembali dengan utuh. Ditambah dengan manfaat yang didapatkan dari membantu sesama, dan akan mendapatkan pahala juga nantinya.
Bilik pameran milik Mother Bank disusun sedemikian rupa, hingga menyerupai ruangan Bank pada umumnya. Dindingnya pun berhias visi misi dan prinsip dari Mother Bank. Tepat di samping Dilla berdiri, terdapat papan tulis yang berisi catatan simpan pinjam ibu-ibu yang menjadi anggota Mother Bank.
Tak luput pula di tengah ruangan tergelar sebuah tikar, dengan beberapa camilan diatasnya. Di depan tikar terpampang televisi yang menampilkan video dari Kiai Imam Nakha’i ketika mengisi Pengajian Agraria.
Tepat di sebelah televisi ada sertifikat halal dari Mother Bank. Dilla pun selalu menyebutkan sertifikat tersebut dalam persuasinya kepada pengunjung. “Kita sudah ada sertifikat halal, nih. Jadi jangan takut buat investasi di Mother Bank,” pungkas Dilla.