Sebuah mikrofon perlahan turun di tengah panggung. Pria itu meraih mikrofon dengan sigap. Tangannya mengacung ke udara, dan seruan dengan keras, menggema ke penjuru Jogja National Museum. DJ mulai memutar piringan hitam, audiens perlahan mengikuti lantunan irama yang mengalir.
Forum Bakurima, namanya. Sebuah forum musikal yang berisi tentang keresahan yang terjadi di Indonesia Timur. Sebagai penutup dari pagelaran Biennale Jogja XVI Equator #6 2021 yang diselenggarakan di Panggung Utama JNM pada Sabtu (13/11) malam, forum ini dibangun bersama dengan Hellhouse, yang digerakkan oleh kawan-kawan dari Indonesia bagian Timur di Jogja. Para penampil yang siap menjadi penampil utama dalam forum kali ini diantaranya adalah Bacill, Mario Zwinkle, Keilandboi, Muria, PresidenTidore, Uncle T, DJ Kateratchy, dan Lacosmusixx
Para rapper muda berkumpul. Merayakan dan menyampaikan aspirasi mereka. Narasi mengenai berbagai problem sosial politik dan budaya yang terjadi di Indonesia bagian timur, mulai dikisahkan oleh mereka lewat lantunan nyanyian rap. Narasi yang tegas dan lantang. Menjadikan musik sebagai wahana kritik yang artistik.
Sebagai rangkaian penutupan Biennale Jogja XVI Equator #6 2021, forum ini terdiri dari tiga round. Pada round pertama menerapkan open mic, di mana para audiens atau siapa pun yang hadir dapat naik ke panggung dan menyampaikan keresahan mereka.
Round kedua dimulai, para penampil mulai melantunkan nyanyian rap mereka, yang dibuat dengan spontan di atas panggung. Terakhir round ketiga, satu lagu yang telah disiapkan oleh Hellhouse. Walaupun telah mencapai round terakhir, semangat para rapper dan audiens masih membara membakar panggung.
“Bergerak, bergerak! Satu, dua, tiga, Bakurima bergerak!” seruan tersebut terus terdengar hingga akhir, membakar semangat para audiens untuk ikut bernyanyi bersama.
Beberapa tahun belakang, musik hip hop berkembang pesat dalam di Indonesia Timur. Perkembangangan musik hiphop pada awalnya diperkenalkan oleh musisi Afro-Amerika. Musik khas yang menyuguhi lirik rap layaknya orang berbicara. Pada dasarnya musik hiphop dibuat untuk menyuarakan rasa muak akan penindasan, diskriminasi, dan ketimpangan sosial.
Selain penampilan dari Bakurima, panitia Biennale Jogja XVI juga mempersembahkan sebuah penampilan paduan suara. Lagu yang diciptakan oleh kurator pertama di Tanah Papua yaitu Arnold Clemens Ap. Lagu yang berjudul “Nyanyian Sunyi”, itu menggema. Mengundang audiens untuk turut menyanyikan lagu yang bercerita tentang Tanah Papua yang elok dan permai. Namun juga menjadi “surga yang terlantar”, yang hingga saat ini masih melarat akibat kemiskinan dan kekerasan struktural yang terjadi.